Berita

Jaran Serek, Seni Budaya dan Tradisi Masyarakat Sumenep yang Terus Dilestarikan

49
×

Jaran Serek, Seni Budaya dan Tradisi Masyarakat Sumenep yang Terus Dilestarikan

Sebarkan artikel ini

Sumenep, Wartamadura.id – Sumenep, Ujung timur pulau Madura merupakan salah satu pulau yang kaya akan seni, budaya, tradisi dan juga kearifan lokal yang ada di Indonesia.

Salah satu kesenian dan juga budaya yang masih terus di lestarikan sampai saat ini adalah jaran serek. Jaran serek merupakan sebuah tradisi yang ada di Sumenep, dulunya jaran serek kerap di gunakan oleh masyarakat Sumenep saat hajatan pernikahan.

Dimana kedua manten menunggangi kuda di iringi musik saronen sehingga kuda yang ditumpangi menampilkan atraksi seperti bergoyang seolah mengikuti irama musik yang mengiringinya.

Lambat laun jaran serek tidak hanya digunakan saat pesta pernikahan, tetapi juga kerap digunakan saat pawai karnaval dilembaga-lembaga pendidikan, tidak hanya itu jaran serek juga digunakan saat perayaan hotmil Qur’an dimana anak didik yang sudah hatam Al-Qur’an dirayakan dengan menunggangi kuda yang dihias di iringi dengan musik gul-gul atau terbhang.

Gul-gul atau terbhang sendiri merupakan kesenian musik yang menggunakan alat yang terbuat dari kulit sapi seperti rebana ukuran jumbo dan juga jidur atau bass ukuran jumbo yang kemudian dipikul berdua oleh pelaku seninya.

Zaman sekarang, jaran serek sering kali dipadukan dengan musik tongtong serek, uldaul, saronen dan juga musik-musik tradisional lainnya, seperti marsing band dalam setiap perayaan baik pernikahan ataupun karnaval.

Pemerintah Kabupaten Sumenep terus berupaya melestarikan jaran serek yang menjadi tradisi budaya dan juga seni di Kabupaten ujung timur Pulau Madura, salah satu agendanya yaitu Festival Jaran Serek yang digelar setiap setahun sekali, agenda ini juda masuk dalam rentetan kalender Budaya Pemkab Sumenep.

Tahun ini, pemerintah kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur menggelar festival jaran serek pada tanggal 05 Mei 2025 kemarin, bertempat di depan Labang Mesem dan berakhir di Lapangan Giling dengan di ikuti oleh sebanyak 75 kelompok jaran serek se Kabupaten setempat.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Moh Iksan, mengungkapkan bahwa festival jaran serek merupakan agenda yang sudah sudah tertataut dalam kalender kegiatan budaya Pemkab Sumenep.

“Bahkan kemarin yang berpartisipasi melebihi batas undangan, undangan yang ditetapkan sebanyak 60 kelompok sementara yang berpartisipasi sebanyak 75 kelompok jaran serek, ini menandakan bahwa seni budaya yang satu ini masih banyak diminati di tengah-tengah masyarakat modern”, ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Kadisbudporapar Pemerintah Kabupaten Sumenep berkomitmen menjaga dan akan terus melestarikan budaya jaran serek, selain sangat relevan dengan kemajuan zaman, jaran serek juga dapat menjadi ikon budaya kabupaten Sumenep.

*Selain itu, ini juga merupakan perwujudan amanah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Kehadiran para pelaku Jaran Serek yang begitu antusias adalah bukti bahwa tradisi ini masih hidup di tengah masyarakat,” ujar Iksan.

Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan bahwa Jaran Serek merupakan kesenian khas Sumenep yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan secara kolaboratif.

β€œIni bukan sekadar tontonan. Ada nilai budaya, sejarah, dan kearifan lokal yang harus dijaga. Maka saya mendorong generasi muda untuk aktif terlibat dalam pelestariannya,” tutur orang nomer satu di Kabupaten ujung timur Jawa Timur ini.

Bupati dua periode ini mendorong agar seni budaya jaran serek lebih terbuka, agar kearifan lokal satu ini dapat lebih luas dikenal oleh masyarakat.

“Tantangan utama adalah regenerasi, maka kami mendorong semua pihak untuk lebih luas mempromosikan seni budaya jaran serek termasuk keluar daerah agar data tariknya semakin dikenal”, pungkasnya. (Hor95)

Tinggalkan Balasan