Berita

Upaya Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Melaksanakan Sujud Syukur Sujud Sahwi dan Sujud Tilawah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi di Kelas VII SMP Islam Faidlon Nujum Sampang

727
×

Upaya Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Melaksanakan Sujud Syukur Sujud Sahwi dan Sujud Tilawah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi di Kelas VII SMP Islam Faidlon Nujum Sampang

Sebarkan artikel ini

Oleh: Hasanah

Guru SMP Islam Faidlon Nujum Sampang

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas VII SMP Islam Faidlon Nujum Sampang dalam melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah melalui penerapan model pembelajaran demonstrasi. Sujud merupakan salah satu bagian penting dalam ibadah shalat yang memerlukan pemahaman dan keterampilan praktis. Namun, dalam observasi awal, ditemukan bahwa sebagian besar siswa belum sepenuhnya memahami tata cara dan makna dari sujud-sujud tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode pembelajaran demonstrasi untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas dan praktis tentang bagaimana melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah dengan benar. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung terhadap keterampilan siswa dalam melaksanakan sujud-sujud tersebut, serta menggunakan tes praktikum untuk mengukur pemahaman mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah. Siswa menjadi lebih aktif dalam belajar dan lebih percaya diri saat mempraktikkan sujud-sujud tersebut. Selain itu, mereka juga menunjukkan pemahaman yang lebih baik mengenai makna dan pentingnya setiap jenis sujud dalam ibadah shalat. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa model pembelajaran demonstrasi efektif dalam meningkatkan keterampilan dan pemahaman siswa tentang Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah. Oleh karena itu, disarankan agar metode ini diterapkan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fiqih di SMP Islam Faidlon Nujum Sampang, khususnya dalam materi ibadah.

Abstract
This study aims to improve the skills of seventh-grade students at SMP Islam Faidlon Nujum Sampang in performing Sujud Syukur (prostration of gratitude), Sujud Sahwi (prostration of forgetfulness), and Sujud Tilawah (prostration of recitation) through the use of the demonstration teaching model. Sujud is an essential part of the prayer that requires both understanding and practical skills. However, initial observations showed that many students had not fully understood the correct methods and significance of these prostrations. Therefore, this study used the demonstration teaching model to provide clearer, practical guidance on how to properly perform these forms of sujud. This study used a Classroom Action Research (CAR) approach, conducted in two cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. Data collection was carried out through direct observation of students’ skills in performing these prostrations, as well as practical tests to assess their understanding. The results indicated that the use of the demonstration teaching model significantly improved students’ skills in performing Sujud Syukur, Sujud Sahwi, and Sujud Tilawah. Students became more active in learning and more confident in practicing these prostrations. Additionally, they demonstrated a better understanding of the meaning and importance of each type of sujud in prayer. Based on the findings, it can be concluded that the demonstration teaching model is effective in improving students’ skills and understanding of Sujud Syukur, Sujud Sahwi, and Sujud Tilawah. Therefore, it is recommended that this method be further applied to enhance the quality of fiqh teaching at SMP Islam Faidlon Nujum Sampang, particularly in the area of worship.

 

1. Pendahuluan
Sujud merupakan salah satu bentuk penghambaan yang sangat penting dalam ibadah shalat bagi umat Islam. Dalam shalat, sujud dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagai tanda kerendahan hati dan penyerahan diri. Sujud terdiri dari beberapa jenis, yakni Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah, yang masing-masing memiliki makna dan tujuan tertentu dalam pelaksanaannya. Sujud Syukur dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan, Sujud Sahwi untuk memperbaiki kesalahan dalam pelaksanaan shalat, dan Sujud Tilawah dilakukan ketika seseorang membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung perintah sujud. Meskipun sujud ini penting dan memiliki kedudukan khusus dalam agama Islam, masih banyak siswa yang kesulitan dalam melaksanakan sujud-sujud tersebut dengan benar, terutama pada tingkat pemahaman dan keterampilan praktis.
Berdasarkan pengamatan awal di kelas VII SMP Islam Faidlon Nujum Sampang, ditemukan bahwa sebagian besar siswa belum sepenuhnya memahami tata cara pelaksanaan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah. Beberapa siswa merasa bingung kapan dan bagaimana cara melaksanakan sujud-sujud tersebut, dan tidak sedikit dari mereka yang belum dapat mempraktikkannya dengan benar dalam shalat. Ketidaktahuan ini tidak hanya berdampak pada pelaksanaan ibadah, tetapi juga pada pemahaman spiritual siswa terkait dengan makna setiap jenis sujud tersebut.
Melihat permasalahan ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah penerapan model pembelajaran demonstrasi. Pembelajaran dengan metode demonstrasi memungkinkan siswa untuk melihat secara langsung bagaimana cara melaksanakan sujud-sujud tersebut dengan benar. Guru sebagai fasilitator dapat menunjukkan langkah-langkah pelaksanaan sujud dengan jelas, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk mempraktikkan sendiri apa yang telah mereka pelajari. Dengan cara ini, siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan teoretis, tetapi juga dapat mempraktikkannya secara langsung, yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam melaksanakan sujud dalam ibadah shalat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah dengan menggunakan model pembelajaran demonstrasi di kelas VII SMP Islam Faidlon Nujum Sampang. Diharapkan, melalui model ini, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai tata cara dan makna setiap jenis sujud tersebut, serta dapat mempraktikkannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam ibadah shalat mereka. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pembelajaran fiqih di sekolah tersebut, agar pembelajaran agama menjadi lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan siswa.

2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah melalui penerapan model pembelajaran demonstrasi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Islam Faidlon Nujum Sampang dengan subjek penelitian sebanyak 28 siswa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain tindakan kelas model Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari beberapa kali pertemuan tergantung pada kebutuhan dan perkembangan hasil belajar siswa.
Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, instrumen penilaian keterampilan, dan bahan ajar terkait materi sujud. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mengajar menggunakan model pembelajaran demonstrasi, di mana guru terlebih dahulu memberikan penjelasan teoretis, kemudian memperagakan langsung tata cara melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah. Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk mempraktikkan secara bergantian di bawah bimbingan guru. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran untuk mencatat keterlibatan dan kemampuan siswa dalam mempraktikkan sujud. Sementara itu, refleksi dilakukan untuk mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan perbaikan yang diperlukan untuk siklus berikutnya.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar observasi aktivitas guru dan siswa, catatan lapangan, serta tes praktik keterampilan sujud. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, dokumentasi, dan penilaian praktik siswa. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan membandingkan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika minimal 75% siswa mencapai kategori keterampilan baik atau sangat baik dalam melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah.
Dengan metodologi ini, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai efektivitas model pembelajaran demonstrasi dalam meningkatkan keterampilan ibadah siswa, khususnya dalam pelaksanaan sujud-sujud khusus yang sering dilupakan namun memiliki nilai ibadah yang tinggi dalam ajaran Islam.

3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan tujuan meningkatkan keterampilan siswa kelas VII SMP Islam Faidlon Nujum Sampang dalam melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah melalui penerapan model pembelajaran demonstrasi. Pada awal penelitian (pra tindakan), keterampilan siswa masih tergolong rendah. Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum memahami tata cara pelaksanaan ketiga jenis sujud tersebut, baik dari segi gerakan maupun waktu pelaksanaannya. Hanya sekitar 35% siswa yang menunjukkan pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam praktik awal. Hal ini menunjukkan perlunya tindakan pembelajaran yang lebih konkret dan berorientasi pada praktik langsung.
Pada siklus I, guru mulai menerapkan model pembelajaran demonstrasi. Guru menjelaskan pengertian dan fungsi masing-masing sujud secara teoritis, kemudian mendemonstrasikan secara langsung di depan kelas. Setelah itu, siswa diminta menirukan dan mempraktikkan gerakan-gerakan sujud sesuai panduan. Hasil evaluasi siklus I menunjukkan peningkatan, di mana sekitar 60% siswa sudah mampu melaksanakan sujud dengan benar berdasarkan kriteria penilaian keterampilan. Meski demikian, masih ditemukan beberapa siswa yang belum tepat dalam urutan gerakan dan membaca niat saat melaksanakan sujud-sujud tersebut, sehingga perlu dilakukan perbaikan dan penguatan di siklus II.
Pada siklus II, guru melakukan perbaikan pembelajaran dengan memberikan pendampingan lebih intensif kepada siswa, menyediakan video tutorial, dan memberi waktu latihan tambahan secara berkelompok. Pada tahap ini, keterampilan siswa meningkat secara signifikan. Berdasarkan hasil observasi dan penilaian praktik, sebanyak 82% siswa telah mencapai kategori baik hingga sangat baik dalam melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah. Siswa tampak lebih percaya diri dan antusias saat mempraktikkan gerakan sujud di depan kelas. Selain itu, hasil refleksi menunjukkan bahwa pendekatan demonstrasi sangat membantu siswa dalam memahami dan mempraktikkan materi yang sebelumnya dianggap sulit.
Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran demonstrasi efektif dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam melaksanakan sujud-sujud khusus tersebut. Terjadi peningkatan dari segi pemahaman konsep, keakuratan gerakan, serta kepercayaan diri siswa dalam praktik ibadah. Penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran berbasis praktik nyata sangat relevan dan bermanfaat dalam pembelajaran fiqih, khususnya yang berorientasi pada penguasaan keterampilan ibadah.
3.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran demonstrasi terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan siswa kelas VII SMP Islam Faidlon Nujum Sampang dalam melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah. Sebelum tindakan dilakukan, sebagian besar siswa menunjukkan pemahaman yang rendah terhadap ketiga jenis sujud tersebut. Hal ini dapat dilihat dari ketidaktahuan siswa tentang waktu pelaksanaan, bacaan, dan gerakan yang benar. Permasalahan ini tentu menjadi hambatan dalam pembelajaran fiqih, terutama dalam membentuk karakter siswa yang mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui penerapan model pembelajaran demonstrasi, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih konkret. Guru tidak hanya menyampaikan materi secara teoritis, tetapi juga memperagakan langsung tata cara sujud yang benar, sehingga siswa dapat meniru dan mempraktikkan dengan lebih mudah. Pendekatan ini terbukti efektif karena siswa cenderung lebih memahami dan mengingat materi yang mereka lihat dan lakukan secara langsung. Model pembelajaran ini juga memberi ruang bagi siswa untuk belajar secara aktif, dengan mencoba sendiri gerakan-gerakan sujud yang ditunjukkan guru, baik secara individu maupun dalam kelompok.
Peningkatan keterampilan siswa dari pra tindakan ke siklus I dan kemudian ke siklus II menunjukkan bahwa model demonstrasi mampu menjawab kebutuhan pembelajaran fiqih yang bersifat praktik. Peningkatan signifikan pada siklus II, di mana 82% siswa mencapai kategori keterampilan baik dan sangat baik, membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, siswa dapat menguasai materi fiqih yang sebelumnya dianggap sulit. Selain itu, siswa juga terlihat lebih antusias dan percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran. Mereka tidak hanya memahami makna dan waktu pelaksanaan sujud, tetapi juga mampu melakukannya dengan benar sesuai tuntunan syariat.
Pembelajaran fiqih idealnya memang tidak hanya berhenti pada aspek kognitif, tetapi juga menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik. Dengan model pembelajaran demonstrasi, aspek-aspek tersebut dapat dikembangkan secara seimbang. Siswa tidak hanya mengetahui secara teoritis, tetapi juga mampu menumbuhkan kesadaran spiritual serta keterampilan dalam beribadah. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat para ahli pendidikan Islam yang menyatakan bahwa pembelajaran praktik seperti demonstrasi sangat efektif dalam menyampaikan materi ibadah yang membutuhkan contoh langsung dan latihan berulang.
Secara keseluruhan, penerapan model pembelajaran demonstrasi telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran fiqih, khususnya dalam materi Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah. Penelitian ini juga memberikan gambaran bahwa inovasi metode pembelajaran sangat penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang bermakna, menarik, dan sesuai dengan karakteristik materi serta kebutuhan siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat terus mengembangkan metode yang variatif dan kontekstual untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif dan aplikatif.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran demonstrasi secara efektif mampu meningkatkan keterampilan siswa kelas VII SMP Islam Faidlon Nujum Sampang dalam melaksanakan Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah. Sebelum tindakan dilakukan, sebagian besar siswa belum memahami dan belum dapat mempraktikkan tata cara pelaksanaan ketiga jenis sujud tersebut dengan benar. Melalui dua siklus tindakan pembelajaran dengan pendekatan demonstrasi, siswa tidak hanya mendapatkan pemahaman konseptual, tetapi juga pengalaman langsung dalam mempraktikkan gerakan dan bacaan sujud sesuai tuntunan syariat. Proses demonstrasi yang dilakukan oleh guru serta latihan praktik yang diberikan kepada siswa secara berulang mampu membangun kepercayaan diri dan ketepatan gerakan dalam pelaksanaan sujud. Terbukti pada siklus II, keterampilan siswa meningkat signifikan dengan persentase siswa yang mencapai kategori baik dan sangat baik mencapai 82%. Hasil ini menunjukkan bahwa model demonstrasi sangat relevan diterapkan dalam pembelajaran fiqih, khususnya dalam materi ibadah yang memerlukan penekanan pada aspek psikomotorik. Dengan demikian, model pembelajaran demonstrasi dapat menjadi solusi alternatif yang efektif untuk meningkatkan mutu pembelajaran agama Islam, sekaligus membentuk karakter siswa yang mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Departemen Agama RI. (2013). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamid, A. (2016). Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang: UIN-Maliki Press.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muslich, M. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyadi. (2014). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaiful Bahri Djamarah. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.