SAMPANG, WartaMadura.id – Kasus pelecehan seksual yang menjerat oknum Kepala Sekolah (Kepsek) di Omben, Sampang, Madura, membuat aktivis muda setempat geram dan angkat bicara.
Seperti ditegaskan Amrizal Fathoni ketua Gerakan Pemuda Kreatif (GPK). Ia menilai, jika oknum kepsek tersebut dalang perusak moralitas lembaga pendidikan.
“Awalnya tidak mengira, apalagi terjadi di bumi Jokotole (Omben), tetapi ternyata semua sudah diungkapkan berbagai sumber,” ujar Amrizal, Jumat (08/12).
Menurut Amrizal, sangat miris, karena terduga pelaku adalah seorang kepala sekolah, yang merupakan kunci utama kesuksesan lembaga pendidikan.
“Tapi, justru malah menjadi dalang turunnya moralitas di lembaga itu sendiri,” ketus Amrizal.
Ia khawatir, perbuatan tidak bermoral tersebut akan dicontoh oleh peserta didik, karena kepala sekolah sebagai figur dalam lembaga pendidikan.
Menurutnya, kepala sekolah selain menjadi administrator, juga harus menjadi motivator dan inovator. Seharusnya, menjadi contoh.
“Jangan salahkan, jika peserta didik justru meniru perilaku buruknya, apalagi ini di lembaga pendidikan dasar, anak usia dini sudah dikasih motivasi negatif,” tandasnya.
Secara moral, imbuh Amrizal, memang miris kejadiannya, masalah proses hukum dipasrahkan ke pihak berwenang, apalagi korban sudah melaporkan.
“Tetapi sebagai bahan pertimbangan, semoga mata rantai dari implikasi dari kejadian ini tidak berlanjut,” pungkasnya.
Karena, khawatir jika Kepsek masih berada di tengah-tengah lingkungan SDN Madulang 2, pasti tetap akan berdampak negatif.
Tentunya, kata Amrizal, kepercayaan murid kepada guru setempat pasti akan menurun. Stabilitas keberlangsungan pendidikan akan mengalami gangguan, dan harmonisasi guru tidak akan maksimal.
“Saya sebagai warga asli Omben, berharap ini adalah kejadian yang terakhir kalinya di kecamatan Omben,” tegas Amrizal. (rom)