Daerah

Kiai di Sampang Kecam Keras Ujaran Kebencian Mantan Santri

5
×

Kiai di Sampang Kecam Keras Ujaran Kebencian Mantan Santri

Sebarkan artikel ini
Caption: ilustrasi, viral pesan suara dugaan ujaran kebencian.

SAMPANG, WartaMadura.id – Warga umat muslim di Sampang Madura dibuat geram, atas adanya pesan suara dugaan ujaran kebencian, terhadap Habaib dan Hamas.

Pesan suara tersebut, viral di media sosial (Whatsapp), sontak membuat salah satu kiai di Desa Angsokah, Omben, Sampang, angkat bicara.

Pasalnya, setelah ditelusuri, ujaran kebencian itu muncul dari seorang pria berinisial SJ, warga Kecamatan Omben, berdomisili di Surabaya.

Usut diusut, SJ mantan santri yang pernah mengenyam pendidikan pesantren di Desa Angsokah, namun diberhentikan secara tidak terhormat.

Ironisnya, pesan suara ujaran kebencian tersebut, muncul dan membuat geram kalangan kiai dan habaib, disaat suasana konflik antara Palestine dan Israel.

Dalam dugaan ujaran kebenciannya, SJ mengatakan, tidak mau dibodohi sama ramainya pemberitaan perang, antara Palestine dan Israel.

“Kita semua rakyat Indonesia, setiap harinya kalau tidak ikut orang Cina tidak makan,” ujar SJ, dalam pesan suara yang beredar.

Bahkan, SJ mengaku kesal, terhadap umat muslim, diataranya Hamas dan Habaib yang mengaku keturunan Rasulullah.

“Nyatanya, setelah di tes DNA orang Yahudi, dan jangan berlebih-lebihan terhadap habaib, semuanya dari Yahudi,” ucap SJ dalam pesan suaranya.

Menyikapi pesan suara dugaan ujaran kebencian tersebut, kiai Noer Syaif Syaiful Jabbar mengecam keras, serta mengajak para kiai dan habaib, untuk membawanya ke jalur hukum.

“Apa yang disampaikan SJ adalah perbuatan sesat. Wajib untuk dihukum dan dilaporkan,” tegas kiai Noer Syaif.

Kendati demikian, dirinya tidak menampik, jika SJ adalah mantan santri dan pernah belajar di pesantren orang tuanya, namun diberhentikan dengan tidak terhormat.

“Dia diberhentikan, karena membuat masalah yang sangat fatal,” tegas kiai Noer Syaif, dalam video pernyataannya, Minggu (26/11/2023).

Ia juga menegaskan, meski SJ mantan santri di pesantrennya, namun orang tuanya (kiai Syaiful Jabbar), tidak pernah mengajarkan hal buruk.

“Bahkan, mengajarkan untuk cinta ulama dan habaib. Bukan seperti ucapan menyesatkan yang dikatakan SJ,” pungkasnya. (rom)