Abah guru sekumpul atau KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani adalah satu-satu Ulama di Kalimantan, bahkan di Indonesia yang mendapat izin untuk mengijazah (membai’at) Thariqah Sammaniyah.
Oleh karena itu banyak orang yang datang kepadanya untuk mengambil bai’at Thariqah Sammaniyah, bukan dari Kalimantan, pulau Jawa, bahkan dari luar negeri. Walaupun begitu beliau tetap Tawadhu’ dan rendah hati. Di bawah ini ada sebuah kisah tentang ketawadhu’an dan kerendahan hati Abah guru sekumpul.
Di ceritakan oleh Amang Dullah, bahwa suatu malam sekitar jam 11 malam, Amang Dullah adalah murid dekat Abah guru yang rumah nya berdekatan atau sekomplek dengan Abah dalam Regol Ar-Raudah Sekumpul menelpon Abah guru.
” Lagi dimana Abah..? Kata Amang Dullah.”
Kata Abah Guru : ” Aku di belakang langgar (musollah).
Begitu didatangi Amang Dullah itu, ternyata Abah guru Sekumpul ada di sekitar WC umum Musollah Ar-Raudah. Beliau sendirian membersihkan WC yang banyak itu, tanpa ada orang yang membantu, saat itu terkejutlah Amang Dullah ketika melihat Abah guru membersihkan WC yang banyak itu sendirian.
Kemudian Amang Dullah mendatangi abah guru dan lekas-lekas memberikan sabun untuk Abah guru untuk membersihkan tangan Abah guru dengan rasa malu sekaligus takjub melihat ulama besar membersihkan WC itu sendirian.
Lalu Amang Dullah bertanya: ” Kenapa Pian Bah menggawi ini ? ” (Mengapa anda kerjakan ini Abah ?).
Jawab Abah guru : ” ini semua saya lakukan hanya ingin membantu membersihkan bekas yang di pakai oleh orang-orang yang hadir pengajian dan maulidan disini.”
Sejak itulah maka dibentuk petugas khusus untuk membersihkan WC musollah secara teratur agar tetap selalu bersih.
Sumber Referensi:
Buku yang berjudul “Abah Guru Sekumpul Samudra Ilmu Dari Tanah Banjar” Cetakan ke 2 penerbit Pustaka Basma Malang – Jawa Timur, yang di Susun oleh Abdul Qadir Umar Mauladdawilah .
Oleh: Muhammad Anggawi (Guru Ma’had Darit Tauhid Rapa Laok, Omben, Sampang).