Daerah

Statement Kades Jukong-Jukong Dikecam Praktisi Hukum

SUMENEP • Statement inisial HW oknum Kepala Desa Jukong-Jukong, Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang menyebut nabi dan wali korupsi saat mengisi acara wisuda TK, membuat geram salah satu praktisi hukum.

Rasa geram tersebut ditunjukkan A.Effendi Praktisi Hukum asal Kabupaten Sumenep, melalui kritikan pedasnya, terhadap oknum kepala desa (inisial HW), menurutnya tidak pantas menjadi sosok pemimpin.

Effendi menegaskan, seharusnya Kades Jukong-Jukong tidak membuat pernyataan, bahwa nabi dan wali juga melakukan korupsi, apalagi pernyataan tersebut dilontarkan didepan publik.

“Fatalnya, statement oknum kades tersebut viral di media sosial. Padahal, apa yang disampaikan adalah nabinya sendiri, dan hal itu terkesan kurang ajar,” ujar Effendi, dikutip dari Detikzone.net, Kamis (06/07/2023).

Mirisnya, cetus Effendi, bahasa yang tidak pantas disampaikan terlontar dari sosok kepala desa, yang notabenenya adalah orang sangat dihormati di desanya.

“Seharusnya memberikan contoh dan tauladan yang baik, namun ini malah mencoreng nama baik dan mempermalukan dirinya sendiri, didepan khalayak umum,” cetus Effendi.

Kendati demikian, seyogyanya acara wisuda TK tersebut, bisa diisi oleh pidato menyejukkan dan motivasi tentang pendidikan. Sehingga, para siswa-siswi punya semangat untuk meraih cita cita.

“Kok bisa-bisanya membahas korupsi. Seolah-olah, korupsi itu boleh dilakukan setiap manusia, dan menurut versinya hanya ada 2 tidak pernah korupsi, yaitu Allah dan malaikat,” tegasnya.

Effendi berharap, agar Kades Jukong-Jukong, giat belajar ilmu agama dan kedepan agar lebih berhati-hati dalam berucap. Tentunya, dapat memilah dan memilih sebelum menyampaikan sesuatu didepan publik.

Diberitakan sebelumnya, Kades Jukong-Jukong inisial HW saat dikonfirmasi awak media, tidak menampik atas pernyataannya yang viral tersebut. Bahkan, dirinya mengaku khilaf dan meminta maaf.

“Saya meminta maaf kepada umat muslim, para tokoh masyarakat, pengurus Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah,” ujar HW, dikutip dari salah satu media, Senin (03/07/2023) kemarin.

HW juga mengaku salah, dan kembali meminta maaf kepada umat muslim dan para tokoh, khususnya yang ada di Kecamatan Kangayan, karena pernyataannya mengundang kontroversi. (red)

Show More

Related Articles

Back to top button