Bogor — wartamadura.id Ketua Pokja Desa Inklusif Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, (Kemendes PDT), Aprilia Kurnia Dewi, memimpin langsung Workshop Kolaborasi Ketahanan dan Penghidupan Masyarakat dalam Sistem Pendampingan Desa di Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa 24/06/25.
Workshop yang diikuti peserta dari lintas daerah, meliputi Kabupaten Kebumen, Kabupaten Deli Serdang, Kota Tidore Kepulauan, serta Kabupaten Bogor sebagai tuan rumah. Kegiatan tersebut bertujuan memperkuat peran desa dalam ketahanan pangan dan penghidupan masyarakat melalui sistem pendampingan yang kolaboratif.
“Ketahanan pangan desa tidak hanya soal produksi, tapi bagaimana desa mampu mandiri, inklusif, dan mengoptimalkan potensi lokal dengan dukungan semua pihak. Kolaborasi antar desa dan antar wilayah sangat penting untuk mewujudkan ini,” kata Aprilia Kurnia Dewi dalam sambutannya.
Selain pemaparan materi, peserta diajak meninjau praktik baik di Desa Sukaresmi, yakni peternakan kambing (potong dan susu) serta greenhouse budidaya tanaman paprika. Kedua lokasi ini dinilai berhasil memberdayakan masyarakat dan menjadi contoh usaha ekonomi produktif berbasis sumber daya lokal.
M. Iib Ibrahim, selaku kepala Desa Sukaresmi, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perhatian dan pendampingan dari kementerian Desa “Kegiatan ini sangat memotivasi kami untuk terus berinovasi dan mengembangkan potensi desa”. Ungkapnya.
Sementara ditempat yang sama, Ridwan, Camat Megamendung mengungkapkan bahwasanya program ini sebagai langkah strategis dalam membangun ketahanan pangan berbasis desa. “Kami berharap Sukaresmi bisa menjadi model bagi desa – desa lain di Kecamatan Megamendung dalam mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh”. Paparnya
Sementara salah satu audiens yang juga menjadi pendamping desa juga mengapresiasi kegiatan ini sebagai ajang berbagi praktik yang baik.
“Kami banyak belajar dari Sukaresmi dan berharap pengalaman ini dapat kami terapkan di daerah masing-masing,” ujarnya.
Workshop ditutup dengan diskusi dan penyusunan rekomendasi tindak lanjut untuk memperkuat sistem pendampingan ketahanan pangan berbasis kolaborasi dan jejaring antardesa.












