Daerah

Orasi Ilmiah di UTM, Mahfud MD Curhat Peran Gus Dur

BANGKALAN • Kehadiran Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Republik Indonesia (Menko Polhukam RI) Prof.Dr. Mahfud MD, di kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) disambut antusias.

Kehadiran Mahfud MD tersebut, dalam rangka menghadiri acara Dies Natalis UTM ke-22, yang diselenggarakan di Gedung RP Mohammad Noer UTM, pada Jumat (07/07/2023) kemarin.

Selain itu, kehadiran menteri asal Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, untuk mengisi orasi ilmiah bertema “Semangat Kebangsaan, Eratkan Persatuan Menyongsong Pemilu 2024 Jujur dan Adil”.

Mahfud MD menceritakan sejarah kampus terbesar di Madura ini. Menurutnya, sebelum ditetapkan sebagai perguruan tinggi negeri oleh pemerintah, UTM mulanya bernama Universitas Bangkalan (Unibang).

“Pada era pemerintahan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, pemerintah membuka menambahan kampus negeri di berbagai daerah, salah satunya di Bangkalan, Madura,” ungkapnya.

Pada saat itu, UTM dinilai sudah tidak masuk dalam penambahan kampus negeri. Karena kampus yang terletak di Kecamatan Kamal Bangkalan ini, terlalu dekat dengan UNAIR Surabaya dan UB Malang.

“Namun, saya tetap mencoba mengajukan Unibang kepada Gus Dur, agar dijadikan kampus negeri. Sebab orang Madura membutuhkan perguruan tinggi, untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia,” pungkasnya.

Selain itu, Mahfud MD juga menandatangi prasasti pendirian Masjid UTM dengan nama “Masjid Abdurrhamad Wahid”. Nama tersebut sebagai persembahan kepada Gus Dur, dalam perannya menjadikan UTM, sebagai perguruan negeri pertama di Madura

Sementara itu, Rektor UTM Dr. Safi’ menyampaikan, memang perubahan kampus Universitas Bangkalan (Unibang) menjadi Universitas Negeri yakni Universitas Trunojoyo Madura (UTM), tidak lepas dari cawe-cawe Prof.Dr. Mahfud MD.

“Berkat Prof Mahfud MD waktu itu masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada masa Kepresidenan Abdurrahman Wahid, Unibang sebagai kampus swasta berubah UTM sebagai kampus negeri,” ujarnya.

Menurut Safi’, pada usia UTM yang ke 22 tahun ini, memiliki tanggung jawab besar, bagaimana memberikan fasilitas pendidikan kepada masyarakat Madura dan masyarakat Indonesia.

“Oleh karena itu, UTM akan selalu berbenah dan membuka program studi baru, yakni prodi management halal dan fakultas kedokteran. Mohon doa dan dukungannya, mudah-mudahan sesuai harapan,” ucapnya.

Sementara itu, Menkopolhukam Prof Dr. Mahfud MD mengaku teringat kembali kiprah dan sejarah Gus Dur, seketika menghadiri Dies Natalis UTM yang ke 22.

“Gus Dur kembali kami kenang, ketika saya bersama Pangdam Brawijaya berada di Kampus UTM, Bangkalan, hari ini,” sebut Mahfud MD dalam cuitan di akun instagramnya.

Di masa presiden Gus Dur lah, kampus Universitas Bangkalan (Unibang) yang semula swasta, berubah menjadi negeri dan lalu namanya menjadi Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

“Usai mengisi Orasi Ilmiah kebangsaan ini, pak rektor meminta saya untuk meresmikan masjid kampus yang cukup besar. Nama masjidnya, KH. Abdurrahman Wahid,” terang Mahfud MD.

Mahfud bercerita, sebagai orang yang ketika itu mengusulkan, agar Madura memiliki kampus negeri dan disetujui presiden. Mahfud sampaikan ke Gus Dur bahwa menurut Kemendiknas, KemenPAN, dan Kemenkeu, Unibang belum memenuhi syarat menjadi kampus negeri.

“Lalu presiden menjawab, kalau Madura diminta memenuhi persyaratan, maka tidak akan pernah ada kampus negeri disana,” ungkap Mahfud MD.

“Pak Mensesneg, buatkan Keppres, saya tanda tangani sekarang, ujar Gus Dur. Maka lahirlah, kampus UTM bersama tiga kampus swasta lain yang berubah status jadi PTN,” pungkasnya.

Show More

Related Articles

Back to top button