Pendidikan Islam

Tata Cara Istinja’ Dalam Islam

• Oleh: Muhammad Anggawi (Guru Ma’had Darut Tauhid, Rapa Laok, Omben, Sampang).

Banyak beberapa orang kurang faham bagaimana cara Istinja’ yang benar, terkadang orang Islamnya sendiri kurang memerhatikan, dalam Istinja’ (bercebok).

Related Articles

Ketika Istinja’nya tidak sah, maka akan berakibat terhadap pekerjaan ibadah yang lain seperti halnya sholat, membaca Al-Quran dan sebagainya akan menjadi tidak sah.

Maka dari itu sangatlah penting untuk mengetahui tata cara Istinja’ (bercebok) dengan benar. Istinja’ atau bercebok adalah menghilangkan sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur dengan perkara yang telah di tentukan.

HUKUM DAN TATA CARA ISTINJA’

Istinja’ setelah kencing atau berak hukumnya wajib, sedangkan perkara yang boleh digunakan untuk Istinja’ adalah air, batu, dan benda-benda yang keras, suci, bisa membersihkan dan tidak di mulyakan Syara’.

Dalam beristinja’ di perbolehkan menggunakan air saja atau hanya dengan 3 usapan batu, akan tetapi yang lebih utama adalah dengan air.

Istinja’ yang menggunakan batu di wajibkan melakukan pengusapan minimal 3 kali, entah menggunakan 3 batu atau batu yang memiliki 3 sisi. Dan apabila 3 kali usapan belum bisa mencukupi untuk membersihkan, maka wajib menambah usapan hingga bersih.

SYARAT ISTINJA’ DENGAN BATU

• Kotoran atau sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur belum kering.
• Kotoran tidak berpindah dari tempat keluarnya najiz.
• Kotoran tidak terkena najis yang lain.
Apabila salah satu syarat di atas tidak terpenuhi maka tidak boleh Istinja’ dengan batu dan harus menggunakan air.

ETIKA KENCING DAN BERAK

Di saat kencing atau berak terdapat etika yang perlu di perhatikan yaitu:
1. Ketika hendak masuk toilet di Sunnahkan membaca doa:
اَللَّهُمَّ إِنِّي اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَا ىِٔثِ
2. Ketika kencing atau berak di tanah yang lapang tidak boleh menghadap atau membelakangi kiblat, kecuali ada satir (penghalang) yang sudah mencukupi diantara kiblat dan orang yang kencang atau berak.
3. Sebaiknya tidak kencing atau berak di air tenang atau mengalir.
4. Tidak boleh kencing atau berak di bawah pohon yang bisa berbuah
5. Tidak boleh kencing atau berak di jalan yang dilewati manusia.
6. Tidak boleh kencing atau berak di dalam lubang tanah.
7. Tidak boleh berbicara saat kencing atau berak.
8. Tidak menghadap matahari atau rembulan dan tidak membelakanginya.
9. Setelah keluar dari Toilet di Sunnahkan membaca doa:
غُفْرَنَكَ اَلْحَمْدْ لِلَّهِ الَّذِيْ اَذْهَبَ عَنِّي الْاَذَى وَعَافَنِيْ

Sumber Referensi:
– Kitab Fathul Qoribul Mujib karya Syaikh Syamsuddin Abi Abdillah Muhammad bin Qosim Algozi.
– Buku KADOTURATS Penyusunan Laskar TURATS 2011 Penerbit Lirboyo Pres cetakan ke 13.

Show More

Related Articles

Back to top button